
Bandung, KATAFAKTA.COM – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) program prioritas pemerintah pusat dalam pemenuhan gizi pada anak-anak sekolah di seluruh Indonesia. Pihak MBG selaku mitra usaha bidang makanan pemenuhan gizi, harusnya memiliki tenaga kerja yang cukup dalam menyalurkan makan bergizi untuk siswa/siswi ke masing-masing Sekolah Dasar ataupun Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Namun faktanya tidak demikian, tampak jelas fakta di lapangan, tiap siswa-siswi yang usai santap MBG harus membawa tempat-wadah makan stainles dengan cara disusun dan diikat tali plastik untuk dikumpulkan di Kelurahan Rancanumpang Gedebage Kota Bandung. Ketika ditanya siswa-siswi SDN Sondariah dirinya diperintah atau disuruh guru wali kelas untuk membawa dan dikumpulkan ke kelurahan.
“Saya di suruh guru/wali kelas untuk bawa wadah makan ini ke sini, di kumpulkan ke sini, yah jalan kaki dari GSG sana ke sini. Dibawa ke sini suruh guru, anak-anak juga. Makanan enak pake ham, gak ada buahnya, saya makan habis,” ucap murid SD Sondariah.
Beberapa siswa yang ditanyapun tak jauh beda jawabannya, guru suruh bawa kumpulkan ke sini tempat makannya, di kelurahan Rancanumpang.
Salah satu guru SD, Vita ketika ditanya tampak sinis, ia mengatakan, tahu tidak masalahnya kenapa murid suruh bawa wadah makan ke sini, karena sekolah sedang di rehab. Jadi pihak MBG tidak bisa ngambil terpisah, jadi di kumpulkan dulu disini, murid bawa wadahnya ke sini.
“Saya yang ditunjuk jadi penanggungjawab, wadah ini jika hilang harus ganti rugi sama pihak MBG, jadi jangan sampai hilang dan itu sudah kesepakatan, makanya wadah bekas makannya di kumpulkan ke sini sama siswa atau wali muridnya, dan sudah kesepakatan,” ucap Vita.
Semestinya pihak MBG selaku mitra dalam usaha pemenuhan gizi di sekolah punya tenaga kerja sendiri, karena program tersebut ada anggaran dari Negara. Tidak boleh siswa-siswimembereskan sisa makan bergizi untuk membawa wadahnya mengumpulkan di kelurahan Rancanumpang Gedebage berjalan kaki tanpa alas. (Red)













