JAKARTA, KATAFAKTA.COM – Usai berhasil dengan pagelaran karya pertunjukkan yang inovatif bernama Konser Puisi Multimedia Asrizal Nur di Graha. Bakti Budaya Taman Ismail Marzuki Jakarta pada tahun 2009 mengenalkan ke beberapa kota di Indonesia seperti Tanjungpinang, Pekanbaru, Palembang, Jambi, Pontianak, Banjarmasin, Yogyakarta dan Bali serta ke beberapa negara diantaranya Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Thailand dan Korea Selatan.
Pada 2022 ini, Asrizal Nur kembali beraksi dengan karya puisi Multimedia yakni menggabungkan puisi modern dengan puisi lama Gurindam bernama “Konser Puisi Multimedia Gurindam Kataraga“. Puisi dan Gurindam menyampaikan makna dan hakekat raga diuntai kata menggugah jiwa dan mencerahkan.
Untuk penampilan Gurindam Asrizal Nur duet dengan maestro syair dari Siak Sri Indrapura, Winda Harniati. Sebagai pelopor Puisi Multimedia dalam Konser Puisi Multimedia Gurindam Kataraga tidak tanggung-tanggung, puisi digarap dengan teknik Video Mapping pertama di dunia pertunjukan, puisi dengan Video Mapping yang digarap oleh Yudhi Elwahyu, didukung oleh Penata Musik kelas Internasional Epi Martison yang telah tampil di beberapa negara Asia, Eropa dan Amerika. Epi Martison dulu bersama Boy Gumarang Sakti, sedang musik digital digarap oleh Andhika Montong. Sementara untuk penata geraknya Eeng Koti, Penata Cahaya Parulian, Penata Artistik Ullyl CH, Penata Suara oleh Andas sedangkan Penata Pertunjukan dipercayakan Willy Fwi.
Dalam pertunjukan tersebut juga tak kalah menariknya dengan melibatkan artis muda Glow Rosa yang menyanyikan lagu Gurindam Raga dan duet bersama Asrizal Nur menyanyikan Ampuni Aku ciptaan Asrizal Nur. Dosen dan akademi musik Dr Tuti Tarwiyah Adi menciptakan lagu dari lirik Gurindam karya Asrizal Nur berjudul Kesaksian Raga dan turut tampil menyanyikannya.
Untuk pengobat rindu para penggemar Film dan Sinetron tahun 90-an tampil pula Paramitha Rusady, beliau tampil sebagai narator, semula ingin tampil langsung namun mendadak shooting film di Turki, jadi beliau batal tampil. Untuk ia meminta maaf kepada panitia dan penonton yang akan hadir nanti.
Sebagai pelopor Puisi Multimedia dunia untuk konser ini, Asrizal Nur mengajak Epi Martison seniman Musik kelas dunia, penata video Yudhi Elwahyu dengan garapan Video Mapping, Eeng Koti penata gerak dan 50 orang pendukung lainnnya. Asrizal Nur sering di undang diberbagai negara pada kegiatan budaya, membuat ketokohan Asrizal Nur kian dibicarakan. Sehingga banyak respon positif mendukung kiprahnya sebagai budayawan.
Salah satunya dari Paramitha Rusadi yang bangga dapat sepanggung dengan Asrizal Nur untuk tampil di Konser Multimedia Puisi Gurindam Kataraga.
Inilah Gurindam Raga yang akan dinyanyikan oleh Artis Glow Rossa nanti, akan membuka kalbu kita :
GURINDAM RAGA
Cipt. Asrizal Nur
Apa tanda berkepala lapang,
terbuka menerima pikiran orang.
Apa tanda kepala sungsang,
dinasehati orang selalu berang.
Bila mata tak mau tidur,
bawalah sholat banyak tafakur.
Bila mata sukanya tidur,
habis usia setengah umur.
Bila pandai menggunakan mulut,
banyak orang akan menurut.
Kalau mulut suka mencarut,
Aib diri mudah disebut
REFF:
Inilah lagu gurindam raga
Jadi nasihat kita semua
Mari menjaga setiap raga
Jangan sampai salah guna
Jaga telinga untuk mendengar,
banyaklah dengar tunjuk ajar.
Kalau telinga salah dengar,
berita salah menjadi benar
Jangan tunggu hidung berkapas,
siapkan amal sebelum nyawa lepas.
Bila hidung sudah berkapas,
segala pinta tidak dibalas.
Bila tangan kanan memberi,
janganlah tahu si tangan kiri
Bila tangan suka mencuri,
sepanjang hidup dihantui diri.
Gunakan kaki dijalan Tuhan,
supaya diri tak sesat jalan.
Bila kaki malas berjalan,
Rezeki sulit tiada berkawan.
Lirik Lagu : Kesaksian Raga yang dinyanyikan Tuti Tarwiyah Adi
KESAKSIAN RAGA
Apa guna raga jelita.
Bila di kubur hina jelata.
Apa guna raga perkasa,
Bila tak sholat diri binasa.
Raga itu kendaraan manusia,
Manusia alpa hidup tersiasia.
Manusia pemimpin suku raga,
Setiap pemimpin mempertanggungjawabkannya.
Sungguh malang hidup di dunia,
Sepanjang umur raga disalah guna.
Bila raga disalah guna,
Alamat diri akan merana.
Suku raga saksi yang nyata,
Hanya amal dapat membela,
Diakhir nanti mulut terkunci,
Seluruh raga menjadi saksi.
Bila suku raga menjadi saksi,
Tiada dapat membela diri. (IDR)