Jakarta, Katafakta.com – Pemerintahan Prabowo-Gibran telah diresmikan dan Kabinet Merah Putih telah dibentuk. Banyak prediksi dilontarkan terhadap potensi kinerja kabinet yang baru terbentuk ini.
Hal ini yang disampaikan DR Hendri Satrio, Analis Komunikasi Politik dan juga Founder Lembaga Survei KedaiKOPI, dirinya bahagia betul dengan pidato pertama dari Prestasi Prabowo Subianto saat dilantik dan itu sesuai dengan buku yang di tulisnya “Paradoks Indonesia”, Indonesia negara kaya tapi banyak yang miskin.
“Kalau kita kutip, sedikit pidato pak Prabowo, usia diatas 70 tahun masih menarik becak. Saya merinding sekali dengan ucapan pak Prabowo itu. Kenapa? Presiden Prabowo ini orang yang baca buku, elit dan dari kecil tajir, terus dia bicara orang miskin dan beberapa kali, buat apa negara yang ekonomi terbesar di dunia kalau rakyatnya masih miskin?,” ujar pria yang akrab di sapa Hensa saat diskusi melalui media Podcast “Bebas Bicara”, di channel youtube On Point Media. https://youtu.be/EndScuOa0jU?si=eO1ZFpPGNu-16d9o
Dirinya merasa senang sebab banyak teman-teman yang masuk dalam kabinet Merah Putih. Mudah-mudahan Presiden Prabowo bisa mengembalikan demokrasi lagi.
“Kalau dalam ilmu leadership. Kalau pak Prabowo inikan leadershipnya karismatik. Dia bisa mengklarifikasi normal, jadi apa mengembalikan lagi yang salah menjadi benar dan kembalikan ke rel,” ucapnya.
Diakui, ada beberapa menteri yang membuat deg-degan, tapi ada beberapa menteri yang cukup optimis walaupun ada pesimisnya.
“Ini rezimnya hutang, saya pribadi membenarkan ini Sri Mulyani masuk dalam kabinet, dan nama Sri Mulyani bisa jadi jaminan. Setahu saya, bu Sri Mulyani tidak suka ada Badan yang namanya Badan Penerimaan Negara dan alasannya masuk akal, karena saat ini Indonesia lagi butuh uang cepat juga. Jadi, kalau bikin badan baru, koordinasi nanti seperti apa?. Erick Thohir juga oke tuh,” ungkapnya.
Menurut Hensa, tantangan presiden Prabowo kedepan itu ada di kompatibilitas (kesesuaian) menterinya, nanti seperti apa, lihat saja nanti!. Kita lihat 100 hari seperti apa?.
“Pak Prabowo ternyata itu baik banget, semua diajak masuk, tapi memang akibatnya jadi besar banget. Mungkin kabinet ini dipersiapkan untuk dua periode, karena secara perhitungan mereka harus siapkan infrastruktur, terutama kementerian-kementerian yang baru. Mungkin butuh waktu 2-3 tahun dan tahun ke empat (4) sudah persiapan pilpres, makanya ini kira-kira dua periode,” ulasnya.
Hensa yang juga dosen Komunikasi Politik kalau dalam perspektif komunikasi politik, saat pidato pertama Presiden Prabowo memunculkan simbol-simbol komunikasi politik, Hensa menilai Presiden Prabowo orang yang blak-blakan
.
“Kita bisa lihat dari isi pidatonya, yang merupakan dari isi hatinya, bukan membaca isi pidato. Dan ini tampak dari gesturnya.
Masih katanya, dalam perjalannya harus ada optimisme, apalagi presiden Prabowo mau dengan yang berbeda, seperti ada pembekalan di Hambalang. Intinya, banyak rakyat berharap betul kepada apa yang akan dilakukan oleh Presiden Prabowo.