Yayasan Maharani Peduli Indonesia, Selalu Berkiprah Dalam Misi Kemanusiaan

Jakarta (KATAFAKTA) – Sebagai yayasan yang bergerak pada bidang sosial, keagamaan dan kemanusiaan, Yayasan Maharani Peduli Indonesia selalu bergerak dengan misi kemanusiaan.

Hampir semua kegiatan dari yayasan tersebut memiliki konsentrasi dalam logistik dan pengelolaan dana Zakat, Infaq, Sodaqoh serta dana sosial lainnya, termasuk dana CSR.

Maidah selaku pendiri Yayasan Maharani Peduli Indonesia mengatakan, selama ini yayasan memang tidak punya donatur dan tidak buka donasi kecuali untuk kegiatan bencana alam. Karena memang sebenarnya yayasan ini bergerak dalam hal kemanusiaan.

“Jadi operasional yayasan itu mayoritas dari uang pribadi saya, sedekah dan zakat dari usaha dan bisnis-bisnis saya pribadi. Sebab, saya punya warung makan, kios sembako, penjualan emas dan berlian, walau tidak menampik, ada beberapa teman yang ikut serta bersedekah melalui yayasan kami,” jelas perempuan yang akrab disapa Umi Mai melalui jaringan WhatsApp, Kamis (22/9/2022).

Lebih lanjut katanya, sudah tujuh (7) tahun ini, yayasan Maharani bergerak untuk urusan logistik, mulai dari distribusi nasi Jum’at ke masjid-masjid sampai membuka dapur umum untuk bencana alam.

“Untuk kondisi bencana di Jabodetabek, biasanya kita masak dan kirim makanan saja ke lokasi, tapi untuk diluar Jabodetabek, kami biasanya membuka dapur umum, masak dilokasi, di wilayah pengungsian. Sedangkan, untuk di luar Jawa, kita bisa berminggu-minggu bahkan berbulan bulan buka dapur umum, masak mulai 1000 porsi sampai 2.500 porsi sehari,” ungkapnya.

Selain itu, sejak empat (4) tahun lalu, Maharani Peduli sudah memiliki/ membeli ambulance yang sebenarnya bertujuan untuk di lokasi bencana juga.

“Tapi pada kondisi ambulance tidak di lokasi bencana, ambulance ini boleh dipinjam, dipakai siapa saja untuk kemaslahatan umat, Gratis…,” imbuhnya.

Untuk kegiatan rutin katanya lagi, Maharani Peduli juga melaksanakan santunan yatim dan juga gerakan sedekah beras untuk para guru ngaji.

Terkait kegiatan demo/aksi Maharani Peduli bukanlah peserta apalagi panitia secara langsung, pihaknya hanya kirim air dan makanan, atas dasar kemanusiaan.

“Setiap demo, apalagi yang besar, itu kan pasti ada konsentrasi massa yang banyak, sehingga mungkin kesulitan mendapatkan air minum dan makanan. Maka jadilah kami kirim air dan makanan. Saya tegaskan bahwa kami diluar dari demo itu sendiri, terpisah, bukan bagian dari element demo itu secara langsung. Kami lebih fokus pada distribusi makanan kepada yang membutuhkan, juga pada pemberdayaan ekonomi umat,” tegasnya.

Lebih lanjut, yayasan yang dikelolanya berusaha bagaimana bisa mandiri, punya uang sendiri, tanpa harus mengandalkan orang lain, pastinya harus berdagang. Jadi, sangat tidak elok jika membiayai yayasan dengan meminta minta, maka dari itu, warung ini adalah sumber daya dana yang kami bisa jadikan penopang kegiatan-kegiatan yayasan.

“Saya membuat warung wakaf, itupun tujuannya untuk pemberdayaan ekonomi umat. Warung kamipun segmennya menengah kebawah, tujuannya ya agar berputar roda ekonomi dikalangan menengah bawah. Jadi, sangat tidak elok jika membiayai yayasan dengan meminta minta, maka dari itu, warung ini adalah sumber daya dana yang kami bisa jadikan penopang kegiatan-kegiatan yayasan. Ini warung pertama, dan In Syaa Allah target kita akan membuka 1.000 warung di seluruh Indonesia. Jadi tercipta banyak lapangan kerja, ada dana sedekah untuk umat dari hasil laba bersih warung-warung wakaf tersebut,” imbuhnya.

Jadi katanya, ini tidak mengandalkan hanya dari donatur atau donasi saja seperti yayasan – yayasan pada umumnya. Hal ini semua, belajar dirinya memberikan sedekah dari bisnis, usaha dagangnya.

“Apalagi kalau yayasan punya warung sendiri, In Syaa Allah lebih bisa lagi,” ucapnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *