Jakarta (KATAFAKTA) – Aksi Bela Rakyat (AKBAR) keempat akan digelar pada Jum’at, 4 November 2022. Selain tema sentral sebelumnya, aksi unjuk rasa yang berpusat di sekitar Patung Kuda, Jakarta Pusat itu menuntut supaya Joko Widodo (Jokowi) segera mundur dari presiden.
Terkait hal tersebut, Ketua Umum DPP PEJABAT (Pengacara dan Jawara Bela Umat) Ustadz H Eka Jaya mengatakan, aksi 411 ini adalah aksi Akbar yang ke 4, setelah aksi Akbar jilid 1, 2 dan 3 tidak diindahkan yaitu tuntutan daripada Gerakan Nasional Pembela Rakyat (GNPR), yakni :
1. Turunkan BBM
2. Turunkan semua harga-harga
3. Tegakkan supremasi hukum
“Selama tiga kali aksi ini tidak ada respon, tidak tanggapan dari Istana ataupun dari stakeholder yang mempunyai kewenangan untuk bisa menerima delegasi, artinya aksi yang dilakukan GNPR ini bersifat dialogis untuk berdialog dengan pemerintah pusat, tapi seolah-olah pemerintah pusat tidak mau tahu. Bahkan ada bahasa presiden Jokowi mengatakan, “Mau sampai kapan demo aksi BBM ini?”. Kan tanda kutip seolah-olah itu menanti rakyat,” ucap Eka Jaya saat di wawancara melalui jaringan WhatsApp, Kamis (27/10/2022).
Maka dari itu katanya, aksi 411 ini sebagai bentuk perlawanan terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah yang selama ini sangat menyengsarakan rakyat.
“Momen di 411 ini, saat di tahun 2016 bisa dijadikan sejarah bagaimana ummat berkumpul begitu banyaknya datang ke Istana, bahkan sampai terjadi hal-hal yang sangat krusial dimana tembak menembak dengan gas air mata dilakukan oleh para aparat baik dari Kepolisian maupun TNI yang menembaki para ulama saat itu,” ceritanya.
Lebih lanjut katanya, hal ini tidak lain dan tidak bukan agar pemerintah bisa dengan benar memikirkan rakyatnya bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan golongan atau kepentingan bangsa lain, jangan memaksakan sesuatu hal yang membuat negara kita ini hancur dan berantakan.
“Selain hal yang diatas, penegakan supremasi hukum yang kita harapkan benar-benar polisi ini bisa membersihkan diri disaat terkuaknya kasus Ferdi Sambo yang begitu dahsyatnya dan menampar muka institusi Kepolisian RI, dalam arti untuk berbenah diri,” tandasnya.
Selanjutnya, bila kepolisian tidak mau berbenah diri, maka kepolisian ini sudah bisa dikatakan tidak beda jauh dengan Sambo CS. Padahal kita tahu masih banyak polisi-polisi baik dan jujur serta polisi yang memiliki jiwa nasionalisme dan idealisme yang tinggi.
“Kita berharap polisi-polisi yang baik itu berani melakukan counter terhadap oknum kepolisian yang ingin merusak citra institusi kepolisian. Mudah-mudahan, aksi 411 ini bisa didengar, bisa di respon dengan baik oleh pemerintah pusat agar terjadi dialog dua arah antara rakyat dengan pemerintah pusat,” harapannya.
Selain itu ia juga sangat berharap presiden Jokowi sebagai tidak seperti di aksi 411 tahun 2016. Saat itu, presiden Jokowi lari kemana-mana, tapi temuilah para pendemo atau rakyat ini yang ingin berdialog, komunikasi dan ingin bisa menyelesaikan permasalahan bangsa ini secara komprehensif maupun secara menyeluruh, jangan sampai negara kita terpuruk.
Sebagai informasi, pada aksi 411 nanti akan diikuti ormas Islam antara lain, GPNR, PA 212, PEJABAT, Bang Japar Indonesia serta ormas-ormas yang ada di bawah/ berafiliasi di PA 212 seperti FPI, HILMI dan lainnya.
“Prediksi estimasi kurang lebih sekitar satu juta orang, karena ini memang juga merupakan momen reuni 411. Terkait logistik dan lain sebagainya menurutnya diakomodir secara swadaya/ membawa masing-masing. Dan yang terpenting, saya berharap, kegiatan nanti dapat berjalan secara kondusif,” tutupnya.