JAKARTA, KATAFAKTA.COM – Musyawarah Daerah Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta yang digelar selama dua hari Selasa – Rabu (5-6 Desember 2023) di Balai Kota DKI Jakarta & Grand Cempaka Resort And Convention Bogor mengusung tema “Membumikan Musyawarah Daerah Yang Bermartabat Dan bersyariat”.
Menurut seorang tokoh pemuda Jakarta Usni Hasanudin, bahwa Hajat Ulama Jakarta bukan saja forum silaturahmi antar ulama tetapi merumuskan fatwa yang dapat menjawab berbagai perubahan yang cepat di Jakarta. Tantangan dan persoalan Jakarta saat ini berbeda dengan Jakarta tempo dulu.
“Jakarta ke depan akan menjadi Kota Ekonomi Global, tidak mudah bagi Ulama Jakarta tentunya untuk menggawangi Jakarta dengan nilai- nilai ke-Islaman kalau keputusan MUSDA kali ini tidak melihat pada aspek Jakarta secara keseluruhan,” ujar Usni yang juga dosen Ilmu Politik di FISIP Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ melalui keterangan tertulis yang diterima Katafakta.com.
Usni menambahkan, selain rumusan kebijakan, kepemimpinan Ulama menjadi faktor dominan dalam melaksanakan hasil kebijakan. Hal utama lainnya selain ulama yang berwawasan global, berpengalaman, mandiri dan menjadi perekat ummat. Dan yang tidak kalah penting, karakteristik Kebetawian juga harus diperhatikan dan menjadi kriteria utama dalam sosok pimpinan MUI DKI Jakarta kali ini.
“Perlunya sosok ulama yang mampu menjawab perubahan zaman yang terus berkembang, hal ini diperlukan karena Jakarta ke depan akan menjadi kawasan bebas maka sosok mumpuni menjadi modal utama agar dapat menjaga nilai ke-Islaman Jakarta meskipun perubahan terjadi. Kriteria ini sangat penting,” ungkapnya.
Masih katanya, sebagai pengampu mata kuliah Politik dan Perundangan, Usni juga menilai perlunya ulama yang berwawasan global, mapan secara keilmuan dan ekonomi, mandiri dalam berbagai hal, agar kebijakan dan keputusan ulama tidak mudah diintervensi oleh berbagai kepentingan di Jakarta yang akan berdampak pada rusaknya nilai ke-Islaman.