BANDUNG, KATAFAKTA.COM – Maraknya penahanan ijazah siswa/siswi yang telah lulus sekolah bukan hal yang tabu dan baru, meski pihak sekolah sudah sering diperingatkan oleh Dinas Pendidikan dan Kepala Daerah. Hal yang sama terjadi kembali di SMK Medikacom yang berlokasi di Jl Rancabolang, Manjahlega Kecamatan Rancasari, pihak sekolah menahan ijazah siswa yang dinyatakan lulus sekolah, Senin (06/12).
Siswa yang akan mengambil ijazah kelulusan ditahan pihak sekolah dengan alasan masih ada tunggakan di sekolah, padahal siswa tersebut sangat membutuhkan ijazah sebagai dokumen Negara yang sah dan syarat melanjutkan jenjang studinya ataupun untuk melamar kerja, terbukti masih banyak siswa di SMK Medikacom yang sengaja di tahan dengan dasar masih ada tunggakan SPP dan DSP.
Salah satu siswa sempat meminta ijazah pada sekolah, namun tidak diberikan oleh Wakasek Kesiswaan dan Tata Usaha dengan alasan yang tidak jelas, meskipun siswa tersebut sudah menjelaskan alasannya.
Uus (TU) bahkan sempat melarang siswa untuk menghubungi orang tuanya, dengan alasan berbelit-belit. Kejadian tersebut seharusnya tidak boleh terjadi, adapun kekurangan administrasi sekolah, pihak sekolah harusnya menghubungi orang tuanya, tidak harus melimpahkan masalah tersebut pada anak atau siswanya, karena akan mengganggu psikologis anak.
Iis selaku Wakasek Kesiswaan menjelaskan, bahwa itu sebenarnya tidak ditahan walaupun masih ada tunggakan, pihaknya berharap orang tuanya bisa hadir ke sekolah untuk menjelaskan, hanya saja pihak sekolah tidak berikan pada anaknya, namun orang tua harus hadir untuk menjelaskan dan buat pernyataan tertulis.
“Saya masih baru jadi Wakasek Kesiswaan, dan saya perlu kenal dengan orang tua siswa, masalah ijazah kita bisa bereskan dan hari ini clear, adapun komunikasi via WA saya kurang respon karena menurut saya bukan jam kerja dan saya juga tidak kenal, baiknya sih bicara langsung di sekolah pada jam kerja,” ungkapnya.
Salah satu orang tua siswa yang dikonfirmasi (06/11) mengatakan pada Matainvestigasi.com, harusnya pihak sekolah bisa peka terhadap situasi saat ini pada masa pandemi Covid-19 ini, sangat banyak membuat perubahan pada masyarakat luas yang terdampak, salah satunya tentang ekonomi. Situasi tersebut memaksa perubahan ekonomi yang cukup sulit di kalangan masyarakat.
“Sebenarnya tentang adanya penahanan izajah anak, kami sebagai orangtua sangat keberatan sekali dan hal tersebut bisa menghambat anak – anak kami untuk melanjutkan pendidikan maupun bekerja dan ini merupakan pelanggaran HAM. Kami berharap kepada Dinas Pendidikan Jawa Barat dapat menindak tegas sekolah yang diduga berani menahan izajah, kalau perlu cabut saja ijin operasionalnya, toh juga SMK Medikacom penerima dana bos,” imbuhnya. (tim)